NRT, Tanjung Selor : Konferensi Daerah (Konferda) PDI Perjuangan Kaltara langsung dipimpin Sekjen Hasto Kristiyanto. Yang menarik, seluruh Sekretaris baik DPD maupun DPC yang terpilih berusia dibawah 40 tahun.
DPP PDI Perjuangan rupanya sadar diri. Tugas partai tidak hanya melakukan kaderisasi dan pendidikan politik. Namun, regenerasi juga sangat penting. Agar partai juga dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Di Kaltara, regenerasi tidak hanya sekadar slogan. Namun menjadi kenyataan. Walau Ketua DPD dan mayoritas Ketua DPC masih dihuni muka-muka lama. Tapi di level sekretaris, usia mereka dibawah 40 tahun.
Kita mulai dari Ketua DPD. DPP masih mempercayakan politisi senior Albertus Marianus Baya. Begitu juga Tarakan masih dipegang Edi Patanan. Sedangkan DPC Bulungan dan Malinau dipercayakan kepada Markus Juk dan Bilung Ajang. Dua muka baru memimpin DPC Nunukan dan KTT. Mereka adalah Irwan Sabri, Bupati Nunukan dan Sabri Wakil Bupati KTT.
Nah, berbeda di posisi Sekretaris. Deddy Sitorus yang saya sebut ditulisan sebelumnya sebagai “juru kunci” Kaltara menginginkan dihuni oleh anak-anak muda.
Sekretaris DPD terpilih Arming. Anggota DPRD Provinsi Kaltara itu berusia 37 tahun. Di level DPC Sekretaris termuda diduduki Wiliam Gerson 31 tahun. Ia dipercaya menjadi Sekretaris DPC Malinau.
Disusul Abdul Halim Perkasa. Anggota DPRD Kabupaten Bulungan baru menginjak umur 34 tahun. Halim menjabat Sekretaris DPC Bulungan.
Di DPC Nunukan, politisi muda berusia 35 tahun bernama Saddam Husein dilantik menjabat Sekretaris DPC Nunukan. Nah, DPC Tarakan dipercayakan kepada H. Erick Hendrawan. Politisi muda ini baru menginjak usia 38 tahun.
Masuknya anak-anak muda dijajaran elit pengurus partai daerah membuat gembira Hasto Kristiyanto. Sekjen DPP ini menceritakan kisah perjalanan karier politik Bung Karno.
“Karier politik Bung Karno dimulai diusia 26 tahun. Saat mendirikan PNI. Bung Karno juga tertarik dengan isu-isu kebangsaan yang dituangkan dalam banyak tulisan,” tegasnya.
Para sekretaris muda ini bukan asal tunjuk. Banyak tahapan yang wajib mereka lewati. Seleksi langsung dilakukan oleh DPP. Termasuk wajib mengikuti psikotest.
Yang menarik, Konferda dan Konfercab ini berlangsung sangat tertib dan demokratis. Dimulai pembacaan nota pertanggung jawaban pengurus lama. Yang menandakan pengurus lama sudah demisioner.
Tahapan berikutnya adalah sidang pleno. Dimana ada tiga isu penting yang dibahas. Yakni, program kerja, organisasi dan sikap politik. Hasil sidang pleno inilah yang menjadi rekomendasi Konferda dan akan dikerjakan oleh kepengurusan baru.
Babak yang menegangkan adalah pembacaan tiga nama pengurus inti DPD dan DPC. Yang sering disebut KSB (Ketua, Bendahara dan Sekretaris). Tiga nama pengurus inti itu sudah ada di dalam amplop bersegel. Yang diberi tugas membaca adalah Puti Guntur Soekarno.
“Ketua DPD Kaltara Albertus Marianus. Dan dua orang yang wajib disertakan dalam kepengurusan baru. Yakni Arming dan Hamka. Tiga nama diatas segera menyusun kepengurusan DPD berjumlah sekurang-kurangnya 19 orang dan sebanyak-banyaknya 25 orang. Wajib menyertakan 30 persen keterwakilan perempuan dalam kepengurusan,” kata Puti Guntur.
Setelah diumumkan, Konferda diskors 2 jam. Untuk memberikan kesempatan tiga orang pengurus baru menentukan kabinetnya. Giliran Deddy Sitorus yang mendampingi dalam rapat tertutup.
Tidak sampai dua jam. Pengurus DPD sebanyak 19 orang terbentuk. Bersamaan dengan itu terbentuk pula pengurus 5 DPC Kabupaten/Kota.
Mewakili Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Hasto melantik seluruh pengurus menjelang dinihari. Di tengah pagi buta itulah, lahir pengurus PDI Perjuangan Kaltara yang siap bertarung di pemilu mendatang.
Ditengah hiruk-pikuk Konferda, perhatian saya juga tertuju kepada Puti Guntur Soekarno. Ditengah tampilannya yang lembut, cucu pertama Bung Karno itu memiliki Hoby ekstrem. Apa sih hobynya? (*/Bersambung)















Discussion about this post