NRT, Tarakan : Calon Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang, menepis soal tudingan pembangunan asrama mahasiswa di NTB yang dianggap tidak memperhatikan skala prioritas. Menurut Zainal, Pemprov Kaltara tetap melanjutkan pembangunan asrama mahasiswa di sejumlah wilayah, termasuk di kota Tarakan.
“Kalau pembangunan asrama terus kami laksanakan. Ada azas selektif prioritas, misalnya di NTB lebih duluan kenapa Tarakan tidak dibangun. Tetap kita akan bangun semua. Bukan kami tidak mau membangun asrama di Tarakan, tetapi ada waktunya dan itu akan kita lanjutkan terus untuk membangun asrama di mana ada putra putri Kaltara melaksanakan pendidikan,” terang Zainal.
Ia menjelaskan, pembangunan asrama mahasiwa di luar wilayah Kaltara lebih diprioritaskan. Sebab mahasiswa yang berada di kota Tarakan mayoritas merupakan warga domisili Kaltara yang masih memiliki kerabat.
“Karena kita tahu bahwa yang kuliah di Tarakan adalah orang Kaltara, masih memiliki keluarga, masih mempunyai keluarga, jadi bisa tidur tempat keluarga. Saya juga demikian waktu dinas (kepolisian) di Poso saya sekolah di Makassar, saya tidak tinggal di asrama tetapi tinggal di rumah keluarga. Tetapi anak-anak kita yang tinggal di NTB, Semarang, Jogja, itu mereka tidak punya keluarga. Inilah menjadi prioritas kami,” jelasnya.
Sementara itu, ditanya mengenai isu ketidakharmonisan dirinya bersama Yansen saat menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara, Zainal juga membantah tegas.
“Ini kan orang di luar itu membuat berita hoax seolah-olah saya bersama pak Yansen itu pecah. Tugas Wagub sudah saya serahkan sepenuhnya, tugas pengawasan, silakan melakukan pengawasan. Hak dari Wagub tetap kami berikan. Untuk pak Yansen tidak pernah keluar dari mulut saya tidak boleh, semuanya silakan,” ujarnya.
Zainal juga menegaskan dirinya dalam proses penjaringan paslon Pilkada berkali-kali mengatakan masih menghendaki komposisi berpasangan dengan Yansen TP. Namun perintah partai merubah konstelasi politik, hingga akhirnya Zainal memutuskan berpasangan dengan Ingkong Ala.
“Hanya segelintir orang yang memang melakukan penghasutan yang susah dipertanggungjawabkan. Silakan buka rekam jejak kalau ada saya menyebutkan saya akan pisah dengan pak Yansen, tidak ada. Tetapi karena perintah dari DPP partai beliau untuk maju sebagai Gubernur, saya persilakan pak Yansen maju sebagai Gubernur. Tetapi persaudaraan kita jangan sampai putus,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post