NRT, Tarakan : Peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) yang ke-102 di Kota Tarakan kali ini hadir dengan cara yang berbeda, mengusung tema besar dalam bidang pendidikan: “Transformasi Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045 dan Kemaslahatan Umat Manusia”. Seminar ini diselenggarakan dengan penuh antusiasme di Malabar Café, Kota Tarakan, yang dihadiri oleh pengurus NU dari berbagai tingkatan, badan otonom (Banom) NU, serta tokoh masyarakat setempat.
Dibuka Secara Resmi oleh Wali Kota Tarakan
Seminar pendidikan ini secara resmi dibuka oleh Wali Kota Tarakan yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat : Bapak Alias, SKM., M.Kes. yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini.
“NU selalu hadir dalam berbagai aspek pembangunan, termasuk pendidikan, sosial, dan budaya. Seminar ini menjadi bukti nyata bahwa NU turut berperan aktif dalam mencetak generasi unggul yang siap menghadapi tantangan masa depan. Pemerintah Kota Tarakan akan terus bersinergi dengan NU dalam membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kebangsaan,” ujar Wali Kota.
Beliau juga menekankan pentingnya peran pendidikan berbasis nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) dalam membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki karakter kuat dalam menghadapi era digitalisasi dan globalisasi.
Dalam acara yang digelar pada 23 Februari 2025 ini, seminar menghadirkan sejumlah pembicara berkompeten yang membahas isu krusial terkait transformasi pendidikan di Indonesia. Para narasumber yang hadir antara lain Drs. H. Harianto Oghie, MA (Sekretaris LP Ma’arif PBNU), Kamal, S.Pd, M.Pd (Dinas Pendidikan Kota Tarakan), dan Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein, S.H., M.H., CPM (Rektor Universitas Borneo Tarakan) dan K.H. Abdullah Rosyid Maskur (Sekretaris JQHNU). Sesi diskusi seminar ini dipandu oleh Rahmadania, M.Pd, perwakilan dari Fatayat PCNU Kota Tarakan.
Pendidikan Berkualitas untuk Generasi Emas 2045
Seminar dimulai dengan pemaparan dari Drs. H. Harianto Oghie, MA, yang menekankan bahwa transformasi pendidikan berbasis Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) merupakan fondasi dalam mencetak generasi unggul yan inig siap menghadapi tantangan global. “Pendidikan yang berbasis keislaman yang menjunjung tinggi nilai kebangsaan akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki moralitas dan integritas yang tinggi,” ujarnya.
Dalam sesi selanjutnya, Kamal, S.Pd, M.Pd, mewakili Dinas Pendidikan Kota Tarakan, menggarisbawahi pentingnya inovasi di dunia pendidikan untuk menghadapi perkembangan pesat era digital. Menurutnya, peningkatan kapasitas guru serta pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran adalah kunci dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman. “Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, lembaga pendidikan, dan organisasi keagamaan seperti NU,” ujar Kamal.
Pendidikan sebagai Solusi untuk Kemaslahatan Umat
Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein, S.H., M.H., CPM, dalam sesi ketiga, berbicara tentang pentingnya pendidikan yang tidak hanya mencetak individu yang cerdas, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan sosial. Ia menegaskan bahwa pendidikan yang baik adalah yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, memberikan solusi untuk tantangan umat manusia di tingkat global.
Meneguhkan Sejarah NU dalam Menyongsong Indonesia Emas
Pada sesi terakhir, K.H. Abdullah Rosyid Maskur, Sekretaris Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU), menyampaikan pentingnya pemahaman sejarah panjang NU dan kontribusinya dalam pembangunan bangsa. “Sejarah NU adalah bagian dari perjuangan umat Islam dalam membangun peradaban. Kita sebagai generasi penerus harus menguatkan peran NU dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” tegas K.H. Abdullah Rosyid Maskur.
Mendorong Generasi yang Siap Bersaing di Era Digital
Sekretaris PCNU Kota Tarakan, M. Nasir Irvan, dalam diskusi menegaskan bahwa peringatan Harlah NU kali ini sengaja dilaksanakan dengan cara yang berbeda. Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga Nahdliyin, khususnya pengurus dan masyarakat Kota Tarakan, mengenai pentingnya transformasi pengetahuan berbasis teknologi informasi. “Kota Tarakan akan menjadi kota industri yang membutuhkan ribuan tenaga kerja terampil. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan SDM yang siap bersaing di dunia kerja yang semakin digital dan canggih,” jelas Nasir.
Nasir juga menekankan pentingnya anggota NU untuk tidak hanya fokus pada amaliah keagamaan, tetapi juga aktif dalam bidang pendidikan, sosial, budaya, dan politik. “Cita-cita para pendiri NU adalah menjadikan umat Islam sebagai bagian integral dalam pembangunan bangsa,” tambahnya.
Komitmen NU untuk Indonesia Emas 2045
Melalui seminar ini, PCNU Kota Tarakan mempertegas komitmennya dalam membangun bangsa melalui pendidikan yang berkualitas dan berbasis teknologi. Dengan menjaga nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah, NU bertekad mencetak generasi unggul yang siap membawa Indonesia menuju kejayaan pada tahun 2045.
Peringatan Harlah NU ke-102 kali ini menjadi bukti nyata komitmen NU untuk terus berperan aktif dalam pembangunan bangsa, baik di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, maupun budaya. NU siap menjadi pilar utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. (*)
Discussion about this post