NRT, Tarakan : Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang bekerjasama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Tarakan melaksanakan Diklat pemberdayaan masyarakat Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), Rabu (10/7/2024).
Diklat yang dilaksanakan di gedung terminal lama Bandara Juwata Tarakan ini, diikuti sebanyak 120 TKBM yang bekerja di pelabuhan, kegiatan di buka langsung Kepala KSOP Tarakan Abdul Nasir.
Abdul Nasir mengatakan, selaku kepala KSOP Ia sangat bersyukur mendapatkan bantuan dari PIP Semarang dalam rangka mewujudkan TKBM yang profesional.
“Karena dulu TKBM itu menggunakan tenaga, tapi sekarang perlunya TKBM yang profesional untuk itu kita sangat berterimakasih kepada Direktur PIP Semarang dengan tim telah datang ke Tarakan untuk memberikan pengajaran memberikan sertifikasi kepada buruh buruh yang ada di Tarakan,” ujar Abdul Nasir.
Nasir menegaskan bahwa sertifikasi ini sangat penting, kedepan ini berkaitan dengan barang yang di bongkar, karena barang melekat pada insurance kalau barang yang di bongkar oleh TKBM yang tidak mempunyai keahlian dan sertifikasi pada saat terjadi apa apa barang itu susah untuk di klaim insurancenya.
Kepala KSOP mengajak seluruh tenaga TKBM untuk merubah maindset, melalui Diklat ini buruh naik level menjadi tenaga profesional yang dibutuhkan Indonesia.
Sementara itu, Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PIP Semarang, Andi Prasetiawan mengatakan, PIP hadir di Kaltara sebagai wujud dari amanat Undang-undang untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya TKBM.
Menurutnya, selama ini TKBM belum memiliki sertifikasi kompetensi, sehingga sebagai wujud negara hadir maka diberikan Diklat dalam rangka peningkatan kompetensi SDM di bidang pelabuhan.
“Setiap pekerjaan memang wajib hukumnya untuk memiliki sertifikasi kompetensi. Dalam kita bekerja kita pun harus mempunyai sertifikat yang bisa kita pegang sebagai bentuk pertanggungjawaban kita dalam melayani pekerjaan yang kita kerjakan,” jelas.
Andi Prasetiawan menerangkan, Diklat akan dilaksanakan selama 2 hari, peserta akan diberikan materi dari dosen – dosen PIP Semarang.
“Materi yang diberikan, bagaimana mengenalkan K3, jadi K3 ini penting apa pun profesinya K3 ini wajib karena keselamatan dan kesehatan kerja itu harus kita utamakan, kemudian materi pengunaan alat-alat APD itu juga penting,” terangnya.
Andi Prasetiawan menegaskan, selama ini tenaga kerja sudah menerapkan namun belum memiliki sertifikasi. “Sebenarnya mereka sudah siap bekerja cuma sertifikasi nya yang harus kita berikan. Banyak TKBM yang sudah bekerja kurang lebih 10 tahun, 3 tahun sehingga perlu dan wajib kita diberikan Sertifikasi,” sambungnya.
Sertifikat yang diberikan dikeluarkan langsung oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui LSP PIP Semarang.
Najamuddin selaku ketua TKBM Bunyu, mengatakan kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan di Kaltara dan merupakan terobosan dari Kepala KSOP Tarakan.
“Kami bergabung disini Tarakan, Nunukan, Bunyu gunanya adalah bagaimana caranya buruh tidak di pandang rendah, buruh juga profesional,” katanya.
SDM TKBM harus ditingkatkan, saat ini banyak kegiatan bongkar muat menggunakan mesin sehingga TKBM juga harus memiliki kemampuan kompetensi.
“Kita banyak projek projek nasional yang ada di Kaltara dan perlu menggunakan SDM yang kompeten nah ini lah tujuan kita bagaimana meningkatkan SDM TKBM yang ada di Kaltara, ini adalah terobosan dan inovasi terbaru dari KSOP Tarakan,” ucapnya.
TKBM berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut di Kalimantan Utara dan tidak hanya sekali saja. (Nrt20)
Discussion about this post