NRT, Tarakan : Sebagai bentuk keseriusan, dalam peningkatan kualitas pelatih maupun pembinaan olahraga Barongsai Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) di Kaltara, melakui FOBI Kabupaten Malinau mengirimkan perwakilannya dalam pelatihan pelatih nasional barongsai Kategori Naga yang digelar selama tiga hari di Jakarta.
Wakil Ketua FOBI Malinau Untung Apriono menyampaikan, pelatihan ini merupakan kesempatan emas bagi daerah untuk meningkatkan kompetensi pelatih di cabang olahraga seni bela diri tradisional asal Tiongkok tersebut, khususnya di kategori Naga.
“Kami dari FOBI Malinau ikut berpartisipasi mengikuti pelatihan ini karena dapat menghasilkan sertifikasi pelatih nasional, dan yang lebih istimewa, trainer-nya langsung dari China,” ujar Untung.
Disebutkannya, ada tiga orang pelatih dari Malinau yang mengikuti pelatihan tersebut. Tujuannya memperkuat pembinaan dan kesiapan atlet barongsai khususnya di nomor naga menghadapi berbagai kejuaraan, termasuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) II Kaltara yang berlangsung tahun 2026.
Untung menjelaskan, kategori naga direncanakan akan dipertandingkan secara resmi di ajang Porprov mendatang. Selain Naga, beberapa kategori dari Barongsai juga akan disiapkan. Hanya kategori Pekingsai yang belum memungkinkan untuk dipertandingkan karena belum berkembang di Kaltara.
“Memang rencananya kategori naga ini akan kita masukkan dalam pertandingan di Porprov nanti. Untuk Barongsai sudah ada, tapi Pekingsai belum ada di Kaltara,” katanya.
FOBI Malinau sendiri aktif melakukan pembinaan atlet sejak usia dini, dari tingkat SD, SMP hingga SMA. Untuk kategori naga, satu tim terdiri dari 10 pemain.
“Kalau untuk naga itu dimainkan 10 orang. Saat ini kami sudah siapkan dua tim dari Malinau. Kami memang rutin latihan. Bahkan minggu ini kami tambah intensitas latihannya. Semua atletnya juga anak-anak Malinau sendiri,” jelasnya.
Keikutsertaan dalam pelatihan pelatih nasional ini dianggap sangat strategis bagi FOBI Malinau, mengingat keterbatasan sumber daya pelatih bersertifikasi nasional di daerah. Diharapkan, setelah pelatihan ini, para pelatih mampu mengembangkan teknik, keterampilan, dan pola latihan yang setara dengan standar nasional, bahkan internasional.
“Kita harapkan setelah pulang dari Jakarta, pelatih-pelatih kita bisa menerapkan ilmu dan standar nasional dalam membina atlet naga. Pelatih yang berkualitas akan menghasilkan atlet yang berprestasi,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya mengikuti perkembangan olahraga Barongsai agar tidak tertinggal dari daerah lain.
“Provinsi lain bisa, Kaltara juga harus bisa. Selama ini kita lihat hanya Barongsai, tapi naga juga harus dikembangkan,” tutup Untung. (*)
Discussion about this post