Sabtu, 2 Agustus 2025
  • Kontak
  • Redaksi & Manajemen
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
NARATALK ID
Advertisement
  • Home
  • Daerah
    • Kalimantan Utara
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Bulungan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Opini
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Kalimantan Utara
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Bulungan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Opini
No Result
View All Result
NARATALK ID
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Opini
Home Opini

Dari Tambak Kaltara ke Meja Dunia: Rancang Ulang Kebijakan Udang Windu untuk Ketahanan Ekonomi Pesisir

by Admin
26 Juli 2025
in Opini
A A
0
Dari Tambak Kaltara ke Meja Dunia: Rancang Ulang Kebijakan Udang Windu untuk Ketahanan Ekonomi Pesisir

Oleh: Zul Kasman, S.Sos., M.Si

Direktur Eksekutif Agora Research Center

Di tanah tempat saya dibesarkan, laut bukan sekadar bentangan air asin, tetapi ruang hidup yang menopang harapan keluarga, sekaligus saksi dari kebijakan yang sering tak berpihak kepada masyarakat pesisir.

Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki potensi luar biasa dalam sektor perikanan, khususnya pada komoditas unggulan udang windu (Penaeus monodon). Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan menjadi kontributor terbesar kedua terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltara, yakni sebesar 14,94% (BPS, Mei 2025). Capaian ini menunjukkan peran strategis sektor perikanan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan luas tambak mencapai 106.134 hektare (BRGM, 2024), Kaltara telah berkembang menjadi salah satu sentra utama produksi udang windu nasional.

Data ekspor menunjukkan bahwa pada tahun 2023, provinsi ini berhasil mengekspor lebih dari 7.000 ton udang dengan nilai mencapai Rp1 triliun (BKIPM, 2023). Namun, di balik angka-angka fantastis ini tersembunyi masalah struktural yang mengancam keberlanjutan industri. Kualitas benih yang rendah, ketergantungan pada benih impor, minimnya hatchery lokal, kurangnya pengetahuan budidaya yang baik, dan penanganan pascapanen yang menyebabkan turunnya mutu membuat petambak berada di ujung tanduk. Ketimpangan dalam rantai pasok menjadikan posisi tawar petambak sangat lemah dibandingkan eksportir dan pemilik cold storage yang memiliki akses pasar lebih luas.

Menilik Akar Masalah: Kekuatan Angka, Lemahnya Posisi Petambak

Produksi udang windu di Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2021, produksi mencapai 9.159 ton, naik menjadi 9.334 ton di 2022, dan melonjak ke 9.808 ton pada 2023. Bahkan, pada 2024, produksi menyentuh angka 9.923 ton, menjadikan Kaltara sebagai produsen terbesar keempat secara nasional setelah Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Aceh (KKP, 2024). Sebagian besar produksi ini ditujukan untuk ekspor, dengan Jepang sebagai pasar utama yang menyerap sekitar 70% dari total ekspor. Negara-negara tujuan lainnya meliputi Amerika Serikat, Hong Kong, Taiwan, Prancis, Kanada, Inggris, Korea Selatan, Australia, Swiss, Vietnam, dan Singapura.

Namun, di balik tren produksi yang meningkat ini, terdapat tantangan mendasar yang masih membayangi sektor budidaya udang windu. Salah satu penyebab utamanya yaitu kurangnya pemahaman dan penerapan teknik budidaya yang sesuai dengan standar nasional. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 75/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu. Rendahnya penerapan standar ini menyebabkan produktivitas menjadi fluktuatif, terutama akibat serangan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri, masalah yang sebenarnya bisa diminimalkan dengan penerapan prinsip-prinsip budidaya yang baik.

Ketidakmampuan petambak dalam mengakses pengetahuan teknis dan praktik budidaya yang benar berdampak langsung pada angka kelangsungan hidup (survival rate) udang windu yang masih rendah, berkisar antara 20–30 persen. Tak hanya itu, lemahnya manajemen pascapanen juga menyebabkan mutu udang menurun. Akibatnya, harga jual di tingkat petambak menjadi rendah dan kurang kompetitif. Kondisi ini sangat berbeda dengan pembudidaya yang telah menerapkan standar Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan memperoleh sertifikat, yang tidak hanya mendapatkan harga jual lebih tinggi tetapi juga mampu memenuhi persyaratan untuk memasuki pasar ekspor.

Kegagalan Pasar: Asimetri Informasi

Permasalahan krusial lainnya yang membelit sektor budidaya udang windu di Kalimantan Utara yaitu terjadinya kegagalan pasar, yang ditandai dengan asimetri informasi. Mayoritas petambak tradisional tidak memiliki akses terhadap informasi penting terkait peluang pasar, harga jual aktual ditingkat ekspor, serta negara tujuan dan persyaratan ekspor. Akibatnya, mereka tidak tahu ke mana udang windu hasil panennya dikirim, berapa harga jual akhirnya, dan bagaimana mekanisme pembentukan harga terjadi. Dalam posisi lemah ini, petambak hanya bisa menerima harga yang ditentukan sepihak oleh eksportir atau pengusaha pengumpul.

Ketimpangan ini diperparah oleh regulasi yang tidak adaptif dan kurang efektif dalam melindungi serta mendorong inovasi produksi. Banyak petambak masih beroperasi dalam tekanan ketidakpastian mulai dari harga yang fluktuatif, pasokan benih yang tidak terstandarisasi, hingga akses pasar yang berubah-ubah tanpa kejelasan jangka panjang. Ketika kebijakan harga dan tata niaga ekspor gagal memberikan stabilitas dan kepastian, petambak kecillah yang paling terdampak. Mereka tidak memiliki daya tawar dihadapan eksportir besar yang menguasai rantai nilai perdagangan, dari hulu hingga hilir.

Harga udang windu sangat ditentukan oleh pasar global. Namun ironisnya, Kalimantan Utara belum memiliki mekanisme stabilisasi harga yang bisa melindungi petambak saat pasar jatuh. Petambak terpaksa menjual dengan harga rendah saat panen berlimpah atau saat ekspor tersendat. Dalam kondisi seperti ini, eksportir dan pengusaha besar yang memiliki modal, gudang beku, dan akses jaringan internasional tetap bisa bertahan sementara petambak hanya berharap bisa balik modal.

Hilirisasi Perikanan: Peluang yang Belum Dimaksimalkan

Kontribusi nilai tambah dari sektor ini masih sangat terbatas karena sebagian besar udang dijual dalam bentuk bahan mentah (raw shrimp), tanpa proses pengolahan lanjutan. Hilirisasi memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan petambak, menciptakan lapangan kerja, serta memperkuat ketahanan ekonomi daerah. Peluang besar terbuka untuk produk-produk turunan seperti udang kupas, nugget, hingga pasta udang premium. Namun minimnya investasi pada unit pengolahan hasil (UPH), lemahnya dukungan teknologi, dan terbatasnya akses pembiayaan menjadi hambatan utama.

Petambak dan pelaku UMKM pengolahan tidak memiliki informasi cukup mengenai preferensi pasar domestik maupun internasional, serta jaringan distribusi yang kompetitif. Akibatnya, Kalimantan Utara yang seharusnya menjadi episentrum industri udang windu, justru hanya menjadi “pemasok bahan mentah” bagi industri di luar daerah. Nilai tambah dinikmati oleh segelintir pelaku besar, sementara petambak di pesisir tetap bergelut dengan biaya produksi yang mahal dan akses pasar yang sempit.

Adaptive Governance: Solusi Tata Kelola Responsif

Sudah saatnya negara hadir lebih konkret. Regulasi yang tidak berjalan efektif menghambat inovasi dan efisiensi produksi, sementara kebijakan harga dan ekspor yang tidak stabil menciptakan ketidakpastian bagi petambak. Banyaknya aktor yang terlibat dan dinamika kepentingan membuat kebijakan sering berubah. Pendekatan konvensional yang mengandalkan kendali penuh pemerintah menjadi kurang relevan, sehingga diperlukan tata kelola adaptif agar kebijakan lebih fleksibel, partisipatif, dan responsif terhadap dinamika pasar serta kondisi lingkungan.

Menurut Cosens (2012), adaptive governance mampu menghadapi dinamika kompleks sosial-ekologis. Empat pilar utamanya yaitu kolaborasi, pembelajaran, fleksibilitas, dan ketahanan (Brunner et al., 2005) menjadi fondasi yang dapat menjawab persoalan Kaltara.

Dengan kolaborasi yang kuat, mekanisme seperti kesepakatan harga antara petambak dan eksportir dapat dilaksanakan secara lebih adil. Proses pembelajaran berkelanjutan memungkinkan kebijakan dievaluasi dan diperbaiki sesuai perkembangan pasar. Fleksibilitas kebijakan memungkinkan respon cepat terhadap krisis harga atau gangguan produksi. Sedangkan ketahanan sistem memperkuat posisi petambak dalam menghadapi tekanan pasar global.

Menuju Transformasi Kebijakan

Beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat dikedepankan meliputi: 1) Membangun sistem harga referensi udang windu berbasis analisis biaya produksi, permintaan pasar, dan kondisi ekspor; 2) Meningkatkan kapasitas hatchery lokal agar petambak tidak lagi tergantung pada benih dari luar daerah atau luar negeri; 3) Membangun platform dialog multi-aktor yang melibatkan petambak, akademisi, dinas teknis, dan eksportir: 3) Mendorong diversifikasi pasar dengan memperkuat pangsa pasar domestik. 4) Mengintegrasikan teknologi informasi dan big data dalam monitoring harga dan volume produksi.

Menuju Kedaulatan Perikanan dan Keadilan Ekonomi

Jika tata kelola adaptif berhasil diterapkan, maka industri udang windu tidak hanya akan meningkat dari sisi produksi dan nilai ekspor, tetapi juga menjamin keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan petambak sebagai aktor utama. Dengan demikian, Kaltara bisa menjadi contoh keberhasilan daerah dalam membangun kedaulatan pangan laut berbasis kolaborasi dan inovasi kebijakan.

Tags: Artikel
ShareSendShareTweetSend
Previous Post

Meninggal Dunia Akibat Sakit, Suasana Haru Menyelimuti Upacara Pengantaran Jenazah Serma Naswin, Prajurit Satgas Yonarmed 11/GG Kostrad

Next Post

Rakerprov II SIWO PWI Kaltara Tetapkan Nunukan sebagai Tuan Rumah Porwada II Kaltara 2026 dan Turut Sukseskan Porprov II Kaltara 2026

Related Posts

Harapan Baru Walikota Lama
Opini

Harapan Baru Walikota Lama

20 Februari 2025
Narasi Dominus Litis Bagi Jaksa dalam RUU KUHAP
Opini

Narasi Dominus Litis Bagi Jaksa dalam RUU KUHAP

14 Februari 2025
Asas Dominus Litis Absolut Kejaksaan dalam RUU KUHAP, Berpotensi merusak Sistem Peradilan Pidana dan Merugikan Masyarakat Pencari Keadilan
Opini

Asas Dominus Litis Absolut Kejaksaan dalam RUU KUHAP, Berpotensi merusak Sistem Peradilan Pidana dan Merugikan Masyarakat Pencari Keadilan

13 Februari 2025
Noel Tidak Sopan, Gubernur Zainal Berprestasi bagi Gerindra
Kalimantan Utara

Noel Tidak Sopan, Gubernur Zainal Berprestasi bagi Gerindra

7 April 2024
Next Post
Rakerprov II SIWO PWI Kaltara Tetapkan Nunukan sebagai Tuan Rumah Porwada II Kaltara 2026 dan Turut Sukseskan Porprov II Kaltara 2026

Rakerprov II SIWO PWI Kaltara Tetapkan Nunukan sebagai Tuan Rumah Porwada II Kaltara 2026 dan Turut Sukseskan Porprov II Kaltara 2026

Ramah Tamah Bersama Pegiat Fornas Kaltara, Gubernur Targetkan Masuk 10 Besar

Ramah Tamah Bersama Pegiat Fornas Kaltara, Gubernur Targetkan Masuk 10 Besar

Wagub Hadiri Pembukaan FORNAS VIII NTB 2025

Wagub Hadiri Pembukaan FORNAS VIII NTB 2025

Discussion about this post

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Diduga Terlibat Peredaran Sabu 74 Kg, Seorang Konten Kreator Tarakan Ditangkap

Diduga Terlibat Peredaran Sabu 74 Kg, Seorang Konten Kreator Tarakan Ditangkap

29 Oktober 2024
Penyelundupan Kosmetik Ilegal Senilai Ratusan Juta Milik Haji Hasyim Digagalkan Satrol Lantamal XIII

Penyelundupan Kosmetik Ilegal Senilai Ratusan Juta Milik Haji Hasyim Digagalkan Satrol Lantamal XIII

14 September 2024
Kompak! Tokoh Masyarakat Jawa di Tarakan Dukung Zainal Paliwang Lanjut Dua Periode

Kompak! Tokoh Masyarakat Jawa di Tarakan Dukung Zainal Paliwang Lanjut Dua Periode

2 Oktober 2024
Lanud Anang Busra Berduka, Kolonel Pnb Bambang Sudewo Tutup Usia

Lanud Anang Busra Berduka, Kolonel Pnb Bambang Sudewo Tutup Usia

23 Maret 2024
Penjabat (Pj) Wali Kota Tarakan menyambangi kantor PLN Tarakan (Foto : Humas Tarakan)

Tinjau PLN Tarakan, Pastikan Tak Ada Pemadaman Selama Ramadhan

0
Krisis Air Meresahkan Pengusaha Laundry di Nunukan

Krisis Air Meresahkan Pengusaha Laundry di Nunukan

0
Beredar Poster, Datu Iman Niat Maju di Pilbup Bulungan

Beredar Poster, Datu Iman Niat Maju di Pilbup Bulungan

0
Gempa Bumi Magnitudo 4,7 Guncang Kabupaten Tana Tidung

Gempa Bumi Magnitudo 4,7 Guncang Kabupaten Tana Tidung

0
Personel Polda Kaltara Raih Prestasi Gemilang di Kejuaraan Nasional PON Kapolri Cup 6 Taekwondo 2025

Personel Polda Kaltara Raih Prestasi Gemilang di Kejuaraan Nasional PON Kapolri Cup 6 Taekwondo 2025

2 Agustus 2025
Realisasikan Air Bersih, Kodim 0907/Trk Bangun Sumur Bor Untuk Warga

Realisasikan Air Bersih, Kodim 0907/Trk Bangun Sumur Bor Untuk Warga

2 Agustus 2025
Kaltara Berdayakan Warga Lokal Lewat Program Transmigrasi

Kaltara Berdayakan Warga Lokal Lewat Program Transmigrasi

1 Agustus 2025
Dorong Sosialisasi Perda dan Keadilan Pajak di Tarakan

Dorong Sosialisasi Perda dan Keadilan Pajak di Tarakan

31 Juli 2025
NARATALK ID

Media online Kalimantan Utara, semakin dekat dan terpercaya

Ikuti Kami

Kanal Berita

  • Bulungan
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Internasional
  • Kalimantan Utara
  • Malinau
  • Nasional
  • Nunukan
  • Olahraga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Politik
  • Tana Tidung
  • Tarakan

Ikuti Kami

Ikuti Kami
  • Kontak
  • Redaksi & Manajemen
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan

© 2024 naratalk.id. All Right Reserverd

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Kalimantan Utara
    • Tarakan
    • Nunukan
    • Bulungan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum & Kriminal
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Pariwisata
  • Opini

© 2024 naratalk.id. All Right Reserverd