NRT, Tarakan : Sejumlah pekerja kontraktor pembangunan Gedung Transit Asrama Haji Kalimantan Utara di Tarakan, diperiksa Satuan Reskrim Polres Tarakan. Mereka diperiksa terkait kasus kemunculan semburan gas yang terjadi pada Sabtu 30 Maret 2024 lalu akibat aktivitas pengeboran air sumur.
Hal tersebut diungkapkan Kanit Tipiter Reskrim Polres Tarakan, Ipda Muhammad Farhan. Ia membenarkan jika pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi di lokasi kejadian.
“Sementara kita mengamankan area nya, sambil kita klarifikasi orang-orang yang tau kejadian di lokasi. Untuk saat ini ada 4 saksi yang sudah dimintai keterangan, 4 orang itu merupakan pekerja yang melihat kejadian tersebut,” kata Farhan pada awak media, Senin 1 April 2024.
Farhan menjelaskan, pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak terkait dalam mengumpulkan bukti-bukti adanya dugaan kelalaian pekerja dalam proyek miliaran tersebut. “Kemarin sudah berkoordinasi dengan dinas lingkungan hidup dan SKK Migas, terkait bagaimana langkah selanjutnya,” ucapnya.
Untuk dugaan sementara, semburan gas tersebut berasal dari endapan gas yang sudah lama berada di dalam tanah. “Kami tanyakan kepada Medco itu bukan merupakan wilayah Kerja mereka. Jadi kemungkinan ada endapan gas yang sudah lama, karena dulunya lokasi tersebut adalah rawa. Jadi endapan di bawah itu yang diduga menguap keluar, karena adanya aktivitas pengeboran di lokasi kejadian,” ujar Farhan.
Ditanya mengenai dugaan kelalaian dari pihak kontraktor, Farhan mengatakan masih dalam ranah penyelidikan. “Olah TKP pertama sudah dilakukan, selanjutnya akan kita lakukan olah TKP lagi. Namun kita masih belum berani, barang bukti juga belum ada yang diamankan karena masih berbahaya, masih ada material gas dan lumpur yang keluar,” ucap Farhan.
Ditambahkannya, saat ini aktivitas di lokasi kejadian diberhentikan sementara waktu. Pihak kepolisian pun telah memasang Police line agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi. (Nrt20)
Discussion about this post