NRT, Tarakan : Energi baru yang dihasilkan melalui limbah minyak jelantah yang disebut sebagai Fatty Acid Methyl Ester (Fame) atau biodiesel, dikembangkan oleh kelompok masyarakat di Tarakan. Hal tersebut didukung penuh Ketua Komisi 2 DPRD Kota Tarakan Simon Patino.
“Kedatangan kami ke sini, tindaklanjut pertemuan kami dengan mahasiswa HMI membahas tetantang ketahanan energi baru terbarukan,” tutur Simon saat berkunjung ke Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ramah Lingkungan Kelurahan Kampung Enam, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan.
Fame saat ini tengah familiar digunakan sebagai alternatif bahan bakar energi fosil. Yang mana saat ini energi fosil biasanya digunakan hanya untuk Alutista. Sehingga hal tersebut, menjadi peluang yang dapat dikembangkan.
“Peluangnya cukup besar, limbah minyak makan dalam satu kelurhan sebulan bisa 1 ton dikalikan dengan 20 kelurahan bisa 20 ton. Jumlah ini belum termasuk rumah-rumah makan yang ada di Tarakan,” ungkap Simon.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk bisa memasarkan Fame ini memang ada beberapa regulasi yang harus dilalui. Dia berkeinginan adanya disentreliasi yang dianggap dapat menguntungkan masyarakat.
“Saya berharap ini akan kita bawa ke nasional, nantinya saya juga akan koordinasi dengan DPR RI. Saya minta ke teman-teman mahasiswa melakukan studi nantinya dapat kita paparkan ke DPR RI. Saya berharap ini dapat menjadi program nasional dan bisa menjadi contoh provinsi lain, jika ini berhasil kita lakukan,” harap politisi Partai Gerindra.
Setelah melihat peluang tersebut, Simon langsung melakukan konsultasi dengan PT. Pertamina agar dapat dipasarkan. Menurutnya, fame bisa menghasilkan keuntungan bagi masyarakat bahkan Pendapat Asli Daerah (PAD) melalui Perusahaan Milik Daerah (Perumda) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Apabila ini diserusi nanti dapat ditangani oleh BUMD kita. Skemanya nantinya BUMD produksi, lalu hasilnya akan dijual ke Pertamina,” ungkap Simon.
Diakui Simon, untuk bisa menuju cita-cita teraebut agar bisa menghasilkan energi B30 membutuhkan proses panjang. Namun hal tersebut bukan hal yang tidak mungkin bisa dilalui.
“Jika kita bisa memproduksi ini sangat bermanfaat buat daerah. Kita pemerintah juga belanja operasional salah satunya BBM, kita berharap itu bisa Fame bisa menjadi alternatif yang bisa mengganti BBM sehingga bisa jauh lebih hemat,” pungkas Simon. (*)
Discussion about this post