NRT, Tarakan : Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat, pertumbuhan ekonomi Kaltara melanjutkan tren positif pada triwulan IV 2024 sebesar 4,66 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2024 sebesar 4,29 persen (yoy).
Kepala KPw BI Provinsi Kaltara, Hasiando Ginsar Manik mengatakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltara pada triwulan ke IV 2024 tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan ke III 2024, terutama didorong oleh lapangan usaha di bidang konstruksi dan perdagangan.
“Pertumbuhan ini tercermin pada kinerja positif mayoritas lapangan usaha, terutama oleh lapangan usaha kontruksi, didorong oleh percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan proyek swasta,” ujarnya, dalam pertemuan bersama awak media belum lama ini.
Sementara perkembangan lapangan usaha perdagangan didukung peningkatan konsumsi di tengah aktivitas kampanye dan Pilkada 2024. Selain itu, industri kayu mengalami peningkatan terutama pada pengolahan kayu gergajian dan serpih kayu.
Ditambah lagi mulai berjalannya operasional pabrik kertas di Tarakan yang mendukung pertumbuhan meskipun kapasitas produksinya belum maksimal.
“Sedangkan dari sisi pengeluaran, ekonomi Kaltara didorong oleh komponen Investasi, sejalan dengan maraknya pembangunan proyek strategis Kaltara.
Meski demikian, Hasiando meyakini PDRB Kaltara 2024 tetap tumbuh, meski melambat dibandingkan 2023. Pertumbuhan sepanjang tahun 2024 tertahan oleh pertambahan lapangan usaha pertambangan sebesar 25,50 persen, pertanian 17,05 persen dan konstruksi 12,81 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Kaltara pada 2024 tertahan untuk tumbuh lebih tinggi. Seiring dengan masih tergantungnya pada sektor pertambangan, terutama batubara yang masih menunjukkan tren penurunan harga bila dibandingkan tahun sebelumnya,” jelasnya.
Penurunan harga batubara, juga seiring dengan persaingan harga energi termasuk meningkatnya penggunaan energi terbarukan. Hal tersebut juga didorong oleh penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor kedua Kaltara yaitu India yang mendapat pasokan dari Afrika Selatan.
“Tertahannya pertumbuhan ekonomi Kaltara disebabkan oleh perlambatan ekspor utama batubara, seiring dengan kurang kompetitifnya harga batubara Kaltara yang diekspor ke India jika dibandingkan dengan harga batubara Afrika Selatan,” jelasnya lagi.
Hasiando menambahkan, pertumbuhan ekonomi Kaltara tetap tumbuh positif pada keseluruhan tahun 2024 sebesar 4,57 persen. Meski melambat dibandingkan 2023 sebesar 4,94 persen.
Ia meyakini PDRB Kaltara 2025 diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada kisaran 4,7 – 5,4 persen (yoy), terutama didorong oleh lapangan usaha konstruksi, industri pengolahan, dan Perdagangan.
“Pertumbuhan ekonomi Kaltara 2025 diprakirakan tumbuh lebih tinggi yaitu pada kisaran 4,7 – 5,4 persen (yoy) ditengah melebarnya divergensi pertumbuhan ekonomi dunia dan berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global,” katanya.
Tren pertumbuhan yang tetap positif tersebut terutama didorong oleh berlanjutnya investasi pada Kawasan Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) yang berdampak pada peningkatan investasi, serta percepatan kegiatan operasional dan produksi.
“Namun demikian. pelemahan permintaan batubara global di tengah harga yang belum membaik menjadi faktor risiko pertumbuhan ekonomi Kaltara,” tandasnya.
Ia menyebutkan ada sejumlah faktor pendorong dan resiko perekonomian Kaltara di tahun 2025. Hasiando menerangkan untuk faktor pendorong berupa aktivitas masyarkaat yang meningkat, mendorong kinerja konsumsi seiring dengan indeks keyakinan konsumen yang masih optimis.
Kemudian mulai beroperasinya beberapa industri pengolahan di Kaltara, berlanjutnya pekerjaan PSN yang terus berprogres. Program pemerintahan baru yang mendorong permintaan lebih tinggi. Serta permintaan domestik yang terjaga seiring dengan masifnya pembangunan shelter di Indonesia.
“Kita juga memiliki resiko kedepan, seperti ketidakpastian global disertai dengan resiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Inflasi global yang diperkirakan masih akan cukup tinggi tahun depan. Serta prospek penurunan permintaan batubara dunia ditengah akselerasi pemanfaatan energi hijau,” pungkasnya.
Dalam hal ini, KPw BI Kaltara sudah melakukan sejumlah upaya dalam mendukung PDRB di Kaltara, diantaranya dengan memfasilitasi gabungan kelompok tani (gapoktan) untuk peningkatan produksi hasil pangan di Kaltara.
Selain itu juga memastikan kelancaran transaksi dan digitalisasi pembayaran melalui perluasan QRIS, ETPD, dan penambahan jumlah ATM di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI).
“Kami juga melakukan diskusi lintas mitra kerja utama antara lain TPID, TP2DD, dan FGD dengan pemerintah daerah, akademisi dan pelaku usaha, untuk menemukan solusi strategis isu terkini dan rekomendasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltara,” ungkapnya. (*)
Discussion about this post